Saturday 6 June 2020

                                                            pexels-artem-beliaikin

BELANJA DISKON AKHIR TAHUN

Perang Diskon
Memasuki periode akhir tahun, antar toko pesaing bisanya melakukan “perang” dengan senjata diskon. Slogan-slogan: Paling murah!,  Harga special, Diskon akhir tahun… dan seabrek penawarann unik lainnya kerap kita dengar.  Arahnya ya mengudang orang untuk berbelanja diskon.
Apalagi di kelas hypermarket yang bersaing seru saat ini, masing-masing ngotot ingin menang.

Yang satu misalntya menawarkan: “Paling murah!  Bila lebih mahal dikembalikan selisih harganya”. Sementara toko lain menimpalinya, “Bila lebih mahal, selisihnya diganti 2 kali lipat”.  Ini hanya salah satu contoh bentuk perang slogan Belanja diskon mereka.  Yang untung konsumennya, bisa melirik sana, melirik sini, cari yang paling miring.
Bentuk penawaran promosi juga sangat beragam.  Untuk produk elektronik misalnya, ada yang menawarkan diskon langsung, artinya diskon 10%, 25%, dan seterusnya dari harga jual. Ada juga yang diskonnya berupa barang atau produk berbeda.

Yang lain menawarkan diskon dengan cara membolehkan membeli produk tertentu denga harga sangat murah. Gaya lain, Beli dua-gratis satu, dan aneka penawaran lainnya. Semuanya mempunyai arti sama, yaitu potongan harga alias harga diskon.
Untuk barang elektronik atau barang non food lainnya, kita harus lebih teliti menilai kualitasnya.  Ada garansi tidak?  Kalau ada tanyakan dari perusahaan mana, apakah dari agen langsung?.  Kalau bukan dari agennya maka harus lebih hati2.
Pastikan mana perusahaan resmi wakil dari agennya. Ini perlu diketahui karena ada istilah black market (BM). Digunakan untuk produk yang diimpor oleh perusahaan bukan agen resminya di Indonesia.

Mereka mengimpor barang secara gelap, tentunya lebih murah. Tapi konsekuensinya pelayanan purna jualnya belum tentu segampang di agen resminya karena mereka menangani sendiri urusan garansinya dengan menunjuk perusahaan lain.
Ya yang namanya tak resmi biasanya untung-untungsn juga, kadang bagus servisnya tapi kadang pula beermasalah.  Tinggal kembali kepada konsumennya, bila menginginkan harga yang lebih murah tapi garansinya “semoga bagus” ya ambillah.  Tetapi kalua mau tidur lebih tenang, ambil saja yang keluaran agen resmi dengan harga standar, alias lebih mahalan.
Ada lagi gaya promosi yang rada kreatif.  Ada toko yang menantang “Kami beli barang bekas Anda”, bunyi iklannya.  Barang bekas Anda misalnya kulkas, yang masih baik mauun sudah rusak akan dibeli oleh toko.

Ada apa, kok rajin rajinya toko mau membeli barang bekas kita, yang sudah tak berfungsi sekalipun.  Akan jelas maksudnya jika kita mengetahui syarat berikutnya: “Hasil penjualan barang bekas Anda harus digunakan lagi unuk membeli barang serupa di toko kami”.  Begitulah, ini kan tak beda dengan belanja diskon juga.
Kulkas bekas misalnya, dihargai sebanyak Rp 200 ribu oleh toko. Lalu voucher hasil penjuaannya harus kita belikan kulkas baru di toko itu yang berharga minimal Rp 1,5 juta. Ini sama saja artinya toko itu memberikan diskon 13% untuk pembelian kulkas.

Persentase diskonnya bisa lebih besar bisa lebih kecil, tergantung jenis barangnya. Ini pintar-pintaran toko saja untuk membuat program biar menarik.

Bagaimana Menyikapi Promosi Diskon Ini?
Hitung saja dulu, berapa harga akhir kulkas itu setelah dipotong diskon. Lalu cek ke beberapa toko lain, berapa harga jualnya. Bila lebih murah, ya ambil saja. Akan tetapi bila lebih murahnya sangat tipis, sebanding tidak dengan  ongkos memanggul barang bekas kita untuk dijual ke toko itu?  Apalagi jika kulkas bekasnya masih bisa berfungsi. Nah silakan hitung-hitung dulu.

Banyak aneka barang lain yang ditawarkan, seperti sepeda gunung, computer, telepon, telepon seluler, dan lainnya.  Toko umumnya bisa menjual lebih murah karena mendapat diskon kuantitas dari produsen atau atau agen nya. Dan itu hal biasa dalam dunia bisnis.

BEBERAPA TIPS SEBELUM MEMBELI BARANG DISKON
Sisihkan dulu berapa bujet untuk membeli barang yang dibutuhkan.  Pegang angka ini dengan ketat.
Belilah barang yang memang dibutuhkan.  Jangan berbelanja karena menuruti perasaan kita saja sewaktu jalan-jalan tiba-tiba tertarik sesuatu (pembelian impulsive).
Teliti kualitas barangnya.  Barang standar, barang bekas pakai, apakah ada garansinya?  Dll.
Untuk barang-barang tertentu, ada jasa antaran tidak?
Jangan membeli secara kredit kalau mampu membeli tunai.

No comments: