Sunday 7 June 2020




CARA HINDARI  KEBABLASAN BELANJA

Apakah gaya berbelanja Anda sering kebablasan?
dan menguras waktu serta uang Anda?   Apakah
Anda sukar menahan godaan berbelanja bila
jalan-jalan ke mal atau pusat perbelanjaan?,
meskipun barang itu tak direncanakan dibeli?
Apakah dompet Anda seringkali jebol setelah
membeli barang yang tak begitu penting?

Kalau itu  masalahnya maka  Inilah beberapa tips untuk menghindarinya.

o  Berbelanjalah hanya saat Anda
memerlukan sesuatu barang. Diluar itu tak
perlu jalan ke mal tanpa tujuan. Bawalah
catatan belanjaan dan disiplinlah dengan
daftar belanjaan Anda. Lakukan ini baik
untuk membeli groseri, pakaian, peralatan
rumah tangga, maupun kado.

o  Berbelanjalah di toko yang hanya menjual
barang-barang  kebtuhan yang mau dibeli. Bila Anda
membutuhkan deodoran Rexona,
misalnya, cukup pergi ke minimarket
terdekat, tak perlu ke mal yang akan
membuat Anda “ngiler” barang lain yang
tak dibutuhkan. Bila perlu meja komputer
kecil, pergi saja ke toko furniture terdekat,
tak perlu ke hypermarket yang banyak
“godaan”nya.

o  Jangan membiasakan pergi berbelanja
sebagai hiburan. Pergi ke bioskop
bersama anak-anak akan lebih murah dan
menyenangkan dibanding jalan-jalan ke
mal. Ini untuk menghindari  dan tergoda beli barang mahal
yang tak diperlukan gara-gara rengekan
si anak.

o  Jika Anda suka berinternet ria, jangan
surfing melihat-lihat iklan on-line. Banyak
situs penawaran barang yang
menggiurkan dan bisa membobol kantong
Anda.

o  Jangan pergi berbelanja ke mal, kecuali
barang yang kita cari tak ditemukan di toko
lain. Berbelanja ke mal mengharuskan
Anda melewati deretan toko yang mungkin
menyediakan banyak barang menarik. Ini bisa
membuat Anda tergiur membelinya
meskipun tak membutuhkan benar.

o  Saat Anda berbelanja di mal dan ingin
bersantap, carilah restoran diluar mal.
Jika makan di lingkungan mal
masih banyak kemungkinan tertarik untuk
membeli barang ini-barang itu, yang
terlihat di sekeliling. Jika makan diluar mal,
Anda berarti sudah setengah jalan pulang,
dan melindungi Anda dari godaan
berbelanja barang lainnya

Saturday 6 June 2020

                                                            pexels-artem-beliaikin

BELANJA DISKON AKHIR TAHUN

Perang Diskon
Memasuki periode akhir tahun, antar toko pesaing bisanya melakukan “perang” dengan senjata diskon. Slogan-slogan: Paling murah!,  Harga special, Diskon akhir tahun… dan seabrek penawarann unik lainnya kerap kita dengar.  Arahnya ya mengudang orang untuk berbelanja diskon.
Apalagi di kelas hypermarket yang bersaing seru saat ini, masing-masing ngotot ingin menang.

Yang satu misalntya menawarkan: “Paling murah!  Bila lebih mahal dikembalikan selisih harganya”. Sementara toko lain menimpalinya, “Bila lebih mahal, selisihnya diganti 2 kali lipat”.  Ini hanya salah satu contoh bentuk perang slogan Belanja diskon mereka.  Yang untung konsumennya, bisa melirik sana, melirik sini, cari yang paling miring.
Bentuk penawaran promosi juga sangat beragam.  Untuk produk elektronik misalnya, ada yang menawarkan diskon langsung, artinya diskon 10%, 25%, dan seterusnya dari harga jual. Ada juga yang diskonnya berupa barang atau produk berbeda.

Yang lain menawarkan diskon dengan cara membolehkan membeli produk tertentu denga harga sangat murah. Gaya lain, Beli dua-gratis satu, dan aneka penawaran lainnya. Semuanya mempunyai arti sama, yaitu potongan harga alias harga diskon.
Untuk barang elektronik atau barang non food lainnya, kita harus lebih teliti menilai kualitasnya.  Ada garansi tidak?  Kalau ada tanyakan dari perusahaan mana, apakah dari agen langsung?.  Kalau bukan dari agennya maka harus lebih hati2.
Pastikan mana perusahaan resmi wakil dari agennya. Ini perlu diketahui karena ada istilah black market (BM). Digunakan untuk produk yang diimpor oleh perusahaan bukan agen resminya di Indonesia.

Mereka mengimpor barang secara gelap, tentunya lebih murah. Tapi konsekuensinya pelayanan purna jualnya belum tentu segampang di agen resminya karena mereka menangani sendiri urusan garansinya dengan menunjuk perusahaan lain.
Ya yang namanya tak resmi biasanya untung-untungsn juga, kadang bagus servisnya tapi kadang pula beermasalah.  Tinggal kembali kepada konsumennya, bila menginginkan harga yang lebih murah tapi garansinya “semoga bagus” ya ambillah.  Tetapi kalua mau tidur lebih tenang, ambil saja yang keluaran agen resmi dengan harga standar, alias lebih mahalan.
Ada lagi gaya promosi yang rada kreatif.  Ada toko yang menantang “Kami beli barang bekas Anda”, bunyi iklannya.  Barang bekas Anda misalnya kulkas, yang masih baik mauun sudah rusak akan dibeli oleh toko.

Ada apa, kok rajin rajinya toko mau membeli barang bekas kita, yang sudah tak berfungsi sekalipun.  Akan jelas maksudnya jika kita mengetahui syarat berikutnya: “Hasil penjualan barang bekas Anda harus digunakan lagi unuk membeli barang serupa di toko kami”.  Begitulah, ini kan tak beda dengan belanja diskon juga.
Kulkas bekas misalnya, dihargai sebanyak Rp 200 ribu oleh toko. Lalu voucher hasil penjuaannya harus kita belikan kulkas baru di toko itu yang berharga minimal Rp 1,5 juta. Ini sama saja artinya toko itu memberikan diskon 13% untuk pembelian kulkas.

Persentase diskonnya bisa lebih besar bisa lebih kecil, tergantung jenis barangnya. Ini pintar-pintaran toko saja untuk membuat program biar menarik.

Bagaimana Menyikapi Promosi Diskon Ini?
Hitung saja dulu, berapa harga akhir kulkas itu setelah dipotong diskon. Lalu cek ke beberapa toko lain, berapa harga jualnya. Bila lebih murah, ya ambil saja. Akan tetapi bila lebih murahnya sangat tipis, sebanding tidak dengan  ongkos memanggul barang bekas kita untuk dijual ke toko itu?  Apalagi jika kulkas bekasnya masih bisa berfungsi. Nah silakan hitung-hitung dulu.

Banyak aneka barang lain yang ditawarkan, seperti sepeda gunung, computer, telepon, telepon seluler, dan lainnya.  Toko umumnya bisa menjual lebih murah karena mendapat diskon kuantitas dari produsen atau atau agen nya. Dan itu hal biasa dalam dunia bisnis.

BEBERAPA TIPS SEBELUM MEMBELI BARANG DISKON
Sisihkan dulu berapa bujet untuk membeli barang yang dibutuhkan.  Pegang angka ini dengan ketat.
Belilah barang yang memang dibutuhkan.  Jangan berbelanja karena menuruti perasaan kita saja sewaktu jalan-jalan tiba-tiba tertarik sesuatu (pembelian impulsive).
Teliti kualitas barangnya.  Barang standar, barang bekas pakai, apakah ada garansinya?  Dll.
Untuk barang-barang tertentu, ada jasa antaran tidak?
Jangan membeli secara kredit kalau mampu membeli tunai.

Tuesday 21 April 2009

TIPS MEMBELI BUSANA

Undang A. Halim
Sumber: Buku SMART SHOPPING


o Mau menghemat? pilihlah model pakaian yang klasik, yang cocok sepanjang masa. Sekali-kali ikuti trend kalau memang benar-benar suka dengan modelnya. Dan belilah sehabis masa promosi, ketika harga mulai turun.
o Berpakaian secara modis tapi jangan jadi ‘korban mode”. Tidak setiap tren harus diikuti. Untuk menjadi chic adalah memilih tren yang ingin Anda ikuti dan cocok untuk Anda – dari tubuh, kepribadian dan juga gaya hidup Anda.
o Tidak perlu super mahal, tapi harus yang up to date trend.
o Agar gaya klasik tidak jadi membosankan, berikan sedikit inovasi pada penampilan Anda. Misalnya menambahkan dengan item busana yang lebih dressier seperti eyelet, sutra, sifon, brokat ataupun velvet.
o Pilih busana yang membuat Anda terlihat fresh, carefree namun tetap terlihat dewasa.
o Buatlah suatu tujuan tentang apa yang Anda inginkan untuk merefleksikan image anda. Misalnya, seorang yang confident, sexy, atau sporty.
o Saat belanja baju diskon, cobalah “aduk-aduk” baju yang sedang diobral. Kadang Anda menemukan pilihan baju yang unik dengan harga yang miring.
o Pastikan dulu pilihan baju obralan yang akan anda beli kondisinya OK. Perhatikan jahitannya, apakah masih kuat dan tidak ada tanda-tanda kerusakan yang cukup parah. Perhatikan ritsleting, kancing dan bagian kerahnya.
o Bila Anda ingin membeli baju baru, belilah baju sesuai warna baju yang telah Anda miliki sebelumnya. Pilih warna yang senada, agar kita dapat lebih mudah memadupadankannya kelak.
o Memilih aksesoris tak perlu berharga mahal, tidak menjamin. Aksesori murah pun jika dipilih dengan tepat dapat sesuai digunakan dalam berbagai kesempatan
o Saat ini banyak orang yang sering tukar menukar pakaian dengan teman dekatnya, sehingga berkesan seperti punya pakaian yang bervariasi. Ada juga yang “tukar tambah” pakaian. Anda suka??


Saturday 27 December 2008

TRIK BELI BARANG CUCI GUDANG

Undang A. Halim
Sumber: Buku SMART SHOPPING

Discount Never Die…!
Musin penjualan Lebaran, Akhir tahun sudah lewat.
Tapi diskon tak pernah akan pergi. Rasanya kok, sepanjang tahun
adaaa aja “binatang” diskon ini.
Sehabis acara promosi, berikutnya adalah musim penjualan barang sisa promosi atau plus juga barang cuci gudang.

Bagaimana Sebaiknya Membeli Barang Cuci
Gudang?

Yang pertama harus dilakukan adalah
memeriksa dengan teliti kualitas barangnya.
Pakaian, misalnya, ada yang memang utuh
karena masih tersimpan di gudang, ada juga
yang sudah tak standar lagi gara-gara lama
diaduk-aduk di tempat display barang, bisa cacat
sedikit atau rada parah.
Perhitungkan saja dengan korting harganya,
sebanding tidak dengan tingkat kerusakannya.
Ini semua terpulang kepada toleransi konsumen.
Ada yang beranggapan asal baju saja, model
sih, nomor dua. Atau, “Lecet ‘dikit mah, nggak
kelihatan ini….” Ada juga ibu-ibu yang amat rewel,
barang mesti sempurna, tapi harganya mesti
sangat murah, hehe….
Barang-barang jenis lain pun harus diteliti
secara benar. Untuk barang elektronik, misalnya,
tak jarang ada barang bekas display yang dijual
diskon. Murah banget, tapi barang itu, TV
misalnya, sudah di “on” kan terus-menerus
selama satu-dua bulan.
Kalau membeli barang begini sih, paling
tidak harus bawa penasihat yang mengerti
barang, atau mengajak teman yang hobi utakatik
barang elektronik, untuk mengetahui berapa
persen lagi kualitas barang itu.
Berbelanja barang ex cuci gudang itu
memang sangat mengasyikan buat yang
mengerti barang, bisa dapat durian runtuh kalau
lagi hoki, meskipun juga terkadang kecele dapat
barang ribet benar.
Tapi, itu pun kalau saldo ATM bank kita masih
berderet angka nolnya. Kalau sudah tipis, ya
cukup manfaatkan stok barang eks lebaran saja,
toh, kondisinya masih belum lapuk.
Ingat pesan nenek, berbelanjalah sesuai
kemampuan. Und,-


Sunday 14 September 2008

KIAT BELANJA LEBARAN (1)


Kapan waktu yang baik untuk berbelanja Lebaran?
Kalau terburu-buru, tak jarang kita berbelanja asal sabet
karena barang yang dicari sudah habis, keburu diborong orang.
Lebih mahal dianggap tak masalah, yang penting
bisa berlebaran dengan baju baru. Jadilah
berlebaran dengan ongkos tinggi.
Kapan saat berbelanja yang tepat? Hindari
berbelanja pada saat puncak keramaian.
Puncak orang berbelanja pakaian, khususnya
di Ibu Kota, biasanya terjadi pada minggu ke-3
bulan Ramadhan karena THR biasanya sudah
keluar pada minggu ke-2. Sementara pada
minggu ke-4 masyarakat sudah banyak yang
mulai ‘ngantre mudik.

Jadi, seminggu sebelum Lebaran biasanya
pengunjung toko rada longgar, tapi barang yang
diinginkan sudah banyak yang ompong, diborong
pelanggan lain.
Berbelanja pakaian sebaiknya dilakukan
pada awal Ramadhan sampai pertengahan.
Selain harganya sama murahnya, produknya
masih banyak pilihan, dan suasana toko masih
rada longgar. Jadi, kita bisa berbelanja dengan
tenang untuk mencari yang paling disukai dan
paling murah, tidak asal tembak. Saat itu stok
toko biasanya sudah komplet karena mereka
sudah pesan ke penyuplai beberapa bulan
sebelumnya

Berbelanja makanan, kalau sekedar untuk
keperluan di rumah sebetulnya tak terlalu terikat
waktu. Tapi kalau mau membeli dalam jumlah
cukup banyak, misalnya untuk dibagikan kepada
pembantu, tetangga, atau kaum miskin, kita
bakal berlomba dengan pedagang parcel atau
pembeli dari kantoran,atau lembaga sosial yang
suka membeli dalam jumlah banyak. Mereka
biasanya sudah menumpuk barang sejak awal
bulan.
Tak heran kalau di Ramayana, misalnya,
puncak berbelanja terjadi pada minggu ke-3
atau ke-4, sementara Makro puncak berbelanja
terjadi pada minggu ke-1 atau ke-2, melayani
para pedagang dan pemborong. Jadi,
perhitungkanlah sesuai keperluannya.

Harga Obral…, Promosi Betulan?
Selama Ramadhan, hampir semua orang
berbelanja, butuh pakaian, butuh makanan dan
toko pasti ramai. Kalau selalu ramai, kenapa
toko menawarkan harga promosi, toh, dengan
harga biasa pun pasti laku? Apakah ini betul-betul
harga promosi, atau promosi bohongan sih?
Masih selalu ada suara miring yang meragukan
harga promosi ini.
Sebetulnya, toko melakukan promosi harga
itu utamanya untuk berperang memperebutkan
konsumen. Kalau tokonya tak melakukan
promosi harga maka konsumen bakal menyerbu
ke toko tetangganya yang berharga lebih miring.
Demikian sebaliknya. Jadi, promosi itu adalah
sarana berperang di antara para pedagang itu
sendiri. Kita sebagai konsumen, ya, nikmati saja
penawaran harga murahnya.
Selain barang standar, selama Ramadhan
banyak juga dijual produk yang didesain
semacam gift atau barang hadiah, seperti
biskuit, kue-kue, aneka sirop, dan barang
nonfood seperti mukena dan sajadah. Bila kita
telah cocok dengan produk dan harganya,
jangan tunda membelinya.

Barang menarik begitu suka jadi incaran
pemborong. Besok lusa bisa tiba-tiba hilang
diborong kantor ini atau pedagang parcel itu.
Barang-barang kecil, murah, menarik (food
ataupun nonfood) juga sering kena borong
perusahaan tertentu untuk dibagikan kepada
karyawannya. Kalau ada barang impor yang
bagus dan murah, ini juga sasaran untuk
pembelian cepat. Umumnya importir tak
gampang mengimpor lagi barang tambahan.
Jika kehabisan, ya, mesti cari barang pengganti
lainnya.
Tentu saja semua pembelian ini harus sudah
diperhitungkan harganya. Jika masih mahal,
tahan dulu. Toko biasanya akan segera
menurunkan harganya jika barang itu tidak laku.
Apalagi kalau bukan barang rutin, yang kalau
setelah masa Lebaran masih ‘nyisa stoknya, tak
bakal laku dijual. Percayalah, harga bakal turun,
atau kalau tidak, toko bakal ketiban barang dead
stock.

Promosi untuk produk pakaian, relatif sama
strateginya. Toko biasanya sudah memesan
produk promosi dari penyuplainya jauh hari
sebelum Lebaran. Aneka blazer,misalnya,
diorder dalam jumlah banyak, lalu di-display di
tempat strategis (area promosi). Bisa
dipastikan, bila barang ditaruh di area promosi
dengan stok ‘numpuk, harganya biasanya lebih
miring karena ada diskon kuantitas dari
penyuplainya. Jadi, cari dulu barang-barang yang
di-display massal, ‘numpuk.
Kalau sama sekali tak ada yang cocok,
carilah di rak reguler dengan model yang
menarik, tentu dengan harga reguler pula, harga
standar, atau malah rada mahal.
Pada musim lebaran, tak banyak toko yang
cuci gudang barang-barang lamanya. Itu
merugikan sendiri, lagi pula promosi cuci gudang
itu biasanya ada musimnya sendiri.
Mau membeli paket atau bingkisan lebaran?
‘Naksir yang murah atau yang indah, diperlukan
kehati-hatian. Sebaiknya pilihlah paket yang
mencantumkan daftar isinya. Dengan begitu,
kita bisa menghitung dulu, berapa rupiah harga
isi paketnya, dan berapa harga bungkus beserta
ongkos mendesainnya. Kalau cukup logis,
ambillah. Dulu, gaya paket begini dipelopori oleh
Makro.

Hati-hati jangan membeli bingkisan lebaran
yang terlalu indah, tapi tak tahu pasti berapa
banyak isi barang di dalamnya. Apalagi kalau
seperti disamar-samarkan atau ditutup-tutupi
dengan kertas hiasan. Jangan-jangan harga
mahal bingkisan itu kebanyakan untuk biaya
bungkusnya. Perlu diwaspadai pula, ada
bingkisan makanan yang diisi produk kedaluwarsa.
Hati-hati, pilihlah toko yang bisa
dipercaya.

Sumber: buku "SMART SHOPPING" (Undang A. Halim).Bdg